Beranda | Artikel
Macam-Macam Syirik
Kamis, 11 April 2019

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Macam-Macam Syirik adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 11 Rajab 1440 H / 18 Maret 2019 M.

Download kajian sebelumnya: Hati-Hati Amalan Terhapus Karena Riya’

Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat

Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.

Kajian Ilmiah Tentang Macam-Macam Syirik

Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah, dan di antara bentuk-bentuk kesyirikan yaitu berdo’a kepada orang yang telah mati dan kepada berhala-berhala. Karena do’a adalah ibadah. Bahkan do’a adalah ibadah yang paling agung.

Nabi kita Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

“do’a adalah ibadah” (HR. Abu Dawud)

Kemudian beliau Alaihish Shalatu was Salam membaca firman Allah Tabaraka wa Ta’ala:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ﴿٦٠﴾

Dan Rabbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.” (QS. Ghafir[40]: 60)

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan orang yang menyombongkan diri dari berdo’a dengan menyebutkan yaitu mereka menyambungkan diri dari beribadah kepadaNya. Karena do’a adalah ibadah, bahkan ibadah yang paling agung adalah do’a.

Maka barangsiapa yang berdo’a kepada selain Allah atau meminta pertolongan kepada selainNya, kembali kepada selain Allah, beristighatsah kepada selain Allah, maka ia telah terjatuh dalam kesyirikan besar yang mengeluarkannya dari agama ini.

Nabi kita Alaihish Shalatu was Salam bersabda:

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ

“Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu” (HR. Tirmidzi)

Dan penyeru-penyeru kepada kesesatan terus-menerus hingga saat ini mengajak manusia untuk berdo’a kepada orang-orang yang telah mati, beristighatsah kepada mereka, meminta tolong kepada mereka, dan mereka mengatakan ini adalah tawassul atau ini adalah syafaat. Mereka menyesatkan orang-orang awam dengan kesesatan yang sangat jauh. Sampai beliau menceritakan ada salah satu orang awam yang beliau dengar sendiri beliau berdo’a kepada selain Allah, kemudian beliau menasehati orang tersebut dengan membacakan ayat-ayat yang menjelaskan bahwasanya do’a adalah ibadah dan tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah. Diantara ayat-ayat yang beliau bacakan adalah:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّـهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَن دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ ﴿٥﴾

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” (QS Al-Ahqaf[46]: 5)

Juga firman Allah:

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ ﴿١٣﴾ إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ ﴿١٤﴾

Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS. Fatir[35]: 14)

Juga firman Allah:

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا ﴿٥٦﴾

Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya”.” (QS. Al-Isra`[17]: 56)

Juga firman Allah:

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِ اللَّـهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُم مِّن ظَهِيرٍ ﴿٢٢﴾

Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap bisa mengabulkan do’a selain Allah, mereka tidak memiliki seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” (QS. Saba[34]: 22)

Kemudian beliau juga membacakan hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini. Setelah beliau membacakan ayat dan hadits-hadits dan orang tersebut memahami dengan baik, orang tersebut mengatakan, “saya dari negeri begini dan begini.” Beliau menyebutkan dari mana beliau dan dia mengatakan tidak ada orang yang mengatakan seperti apa yang kamu katakan. Yaitu bahwasanya ulama di tempat dia mengatakan bahwasannya ini adalah tawassul. Mereka mengatakan bahwasanya mengangkat kedua tangan untuk berdo’a kepada selain Allah, berdo’a kepada para nabi, kepada para wali atau selainnya ini adalah tawassul. Mereka tidak membacakan kepada mereka ayat-ayat tauhid, ayat-ayat yang menjelaskan wajibnya kita mengikhlaskan do’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari sini kita ketahui bahwasanya da’i-da’i yang menyuruh kepada kesesatan sangat berbahaya sekali.

Istighatsah Kepada Orang Mati

Syaikh bin Baz mengatakan bahwa beristighatsah kepada mereka, yaitu orang-orang mati dan berhala-berhala. Istighatsah adalah meminta pertolongan dan pertolongan di sini ketika ada kesulitan dan musibah-musibah yang berat juga ketika seorang tertimpa penyakit-penyakit.

Banyak dari orang-orang awam ketika mereka tertimpa penyakit yang berat atau mendapatkan kesulitan atau mendapatkan musibah, mereka mendatangi kuburan dan berdo’a di sana, menangis di sana, khusyu’, berdo’a kepada orang-orang yang telah mati. Padahal Allah ‘Azza wa Jalla telah mengatakan:

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَـٰهٌ مَّعَ اللَّـهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ ﴿٦٢﴾

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Naml[27]: 62)

Yaitu mereka sangat sedikit mengingat apa yang mengajak mereka kepada kebaikan dan memberikan mereka petunjuk kepada jalan yang lurus.

Bernadzar Kepada Orang Mati

Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah bahwa bernazar kepada mereka yaitu kepada berhala-berhala dan orang-orang yang telah mati. Memberikan nadzar kepada mereka dan memberikan kurban-kurban kepada mereka juga menyembelih untuk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am[6]: 162)

Juga Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.” (HR. An-Nasa’i)

Dan yang dimaksud dengan laknat di sini yaitu dijauhkan dari rahmat Allah ‘Azza wa Jalla.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah menyebutkan diakhir perkataannya tentang sebagian jenis-jenis dari bentuk kesyirikan besar tersebut. Ini agar mengingatkan kepada kita bahwasannya mengetahui kesyirikan mengharuskan kita untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kesyirikan tersebut. Karena risalah ini adalah risalah yang ringkas, beliau hanya memberi isyarat kepada sebagian dari bentuk-bentuk kesyirikan tersebut. Agar kita mengetahui bahwasanya memalingkan ibadah kepada orang yang telah mati atau berhala atau kepada batu atau kepada pohon atau kepada selainnya, itu semua adalah bentuk kesyirikan besar yang mengeluarkan seseorang dari agamanya.

Kemudian Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah mengatakan adapun syirik kecil yaitu semua yang tertera dalam nash-nash kitab dan sunnah dengan penamaan syirik. Akan tetapi tidak sama dengan syirik akbar atau syirik besar. Seperti riya’ dalam sebagian amalan atau bersumpah dengan selain Allah atau mengatakan:

ما شاء الله وشاء فلان

Kita harus mengetahui faidah ini. Yaitu kita harus mengetahui perbedaan antara syirik besar dan syirik kecil.

Simak pada menit ke-17:04

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Macam-Macam Syirik


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47013-macam-macam-syirik/